Masterceme, Kuliner - Sekotak cokelat berbentuk hati seringkali identik dan menjadi simbol Hari Valentine di seluruh dunia. Tetapi mengapa ada tradisi ini di setiap tanggal 14 Februari? Apakah karena kualitas afrodisiak cokelat yang terkenal, atau hanya cara bagi perusahaan permen untuk menjual lebih banyak cokelat?
Sementara akar Hari Valentine kembali ke zaman Romawi, pemberian sekotak cokelat di Hari Valentine menjadi sebuah kebiasaan yang baru dimulai di akhir abad ke-19.
Lalu mengapa cokelat adalah cara favorit untuk mengekspresikan cinta pada Hari Valentine? Salah satunya adalah karena daya pikat cokelat yang romantis. Teksturnya yang lembut dan rasa yang manis (karena sering kali cokelat dicampur gula atau karamel) menjadikan cokelat sebagai sebuah metafora percintaan yang diinginkan banyak orang, manis. Ini mungkin alasan terbesar mengapa cokelat adalah hadiah yang paling disukai untuk diberikan pada Hari Valentine.
Cokelat telah lama dipakai sebagai simbol rayuan. Penampilan Jean Harlow dalam film 1933 Dinner at Eight mengaitkan cokelat dengan foya-foya dan kemewahan. Mengenakan pakaian berbahan satin dan payet, ia berbaring di tempat tidur di atas bantal berbentuk hati, dan dengan sentuhan akhir sekotak cokelat.
Menurut Smithsonian, jika dilihat dari sejarah, cokelat benar-benar memiliki riwayat sebagai makanan cinta. Daya tarik cokelat berakar pada sejarah Mesoamerika. Cokelat dianggap sebagai barang mewah yang sangat berharga di kalangan elit kelas atas Maya dan Aztec, yang dikenal menikmati minuman yang memadukan biji kakao panggang dengan tepung jagung, vanila, dan madu.
Biji kakao adalah komoditas yang sama berharganya dengan emas, dan bahkan bisa digunakan untuk membayar pajak yang dikenakan oleh penguasa Aztec.
Pada awal 1600-an, kesukaan terhadap cokelat telah menyebar ke seluruh Eropa. Di London, rumah-rumah cokelat mulai menyaingi rumah kopi sebagai tempat nongkrong. Satu toko dibuka di Gracechurch Street pada tahun 1657 mengiklankan cokelat sebagai minuman India Barat yang bisa menyembuhkan dan menjaga tubuh dari banyak penyakit.
Dalam Restorasi Inggris, (masa restorasi kerajaan Inggris yang dmulai tahun 1660), seorang dokter terkenal Henry Stubbe menulis dalam The Natural History of Chocolate (1662) tentang penggunaan cokelat yang luar biasa dalam indulgensi seksual.
Ketika Marie Antoinette menikahi Louis XVI pada tahun 1770, ia membawa pembuat cokelat pribadinya ke Versailles. Ia menciptakan resep seperti cokelat yang dicampur dengan umbi anggrek untuk kekuatan, cokelat dengan bunga jeruk yang dipercaya bisa menenangkan saraf, atau cokelat dengan susu almond manis untuk membantu pencernaan.
Di Prancis, Madame de Sevigne menulis tentang konsumsi cokelat yang sangat besar di Versailles pada tahun 1671; Louis IV meminumnya setiap hari dan Madame du Barry menggunakan cokelat dicampur dengan ambar untuk membangkitkan gairah.
Pada saat Victoria menjadi Ratu pada tahun 1837, perkembangan teknologi mengubah Hari Valentine menjadi sebuah ajang bisnis yang besar.
Richard Cadbury, memiliki perusahaan keluarga yang memproduksi cokelat, sedang mencari cara untuk menggunakan cocoa butter murni yang diekstraksi dari proses yang diciptakan Cadbury untuk membuat cokelat yang bisa dikonsumsi lebih mudah.
Solusinya adalah cokelat yang bisa dimakan (yang kala itu lazimnya hanya tersedia dalam bentuk bubuk atau minuman), yang ia bungkus dalam kotak-kotak indah yang ia rancang sendiri. Cadbury mulai meletakkan gambar Cupid dan kuncup mawar pada kotak berbentuk hati pada tahun 1861, sebuah ide pemasaran yang jenius untuk menarik hati para insan yang dimabuk cinta. Bahkan ketika cokelat telah dimakan, orang dapat menggunakan kotak yang indah untuk menyimpan kenang-kenangan seperti surat cinta.
Komersialisasi Hari Valentine berkembang di Amerika di pergantian abad ke-20. Milton Hershey, seorang produsen permen, di tahun 1894 mulai menutupi karamelnya dengan cokelat manis. Pada tahun 1907, Hershey meluncurkan produksi "Kiss," secuil cokelat berbungkus plastik yang sangat populer hingga kini. Diproduksi secara massal dengan biaya yang terjangkau, kala itu Kiss diiklankan sebagai makanan yang paling bergizi.
Dalam hal produsen cokelat komersial, Russell Stover menjadi yang paling sukses. Perusahaannya dimulai ketika Clara Stover mulai membungkus "Bungalow Candies" pada tahun 1923. Dia dan suaminya pindah ke Kansas City dan membuka beberapa pabrik, menjual cokelat Valentine mereka dalam kotak-kotak berbentuk hati ke department store di Midwest. Akhirnya, Russell Stover membeli Whitman's, pesaing terbesar mereka, dan memfokuskan kembali bisnis grosir mereka di toko dan pengecer besar seperti Walmart dan Target.
Salah satu penjualan terbesar mereka adalah "Secret Lace Heart," sebuah kotak cokelat yang dilapisi satin dan renda hitam, yang tersedia di banyak toko sehingga mudah terjangkau oleh konsumen. Hingga kini, dengan 3.000 karyawan dan omset tahunan sebesar 600 juta dolar, Russell Stover adalah perusahaan cokelat kotak nomor satu di Amerika.
Menurut National Confectioners Association, konsumen Amerika Serikat mengeluarkan sekitar 1 miliar dolar untuk permen Hari Valentine, dan setidaknya 75 persennya adalah cokelat. Dan sementara bunga mungkin menjadi simbol cinta yang lebih besar, 69 persen orang Amerika lebih memilih cokelat daripada buket bunga.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar