Indonesia Poker99 - Lasik bisa jadi pilihan bagi Anda yang ingin mengatasi gangguan refraksi pada mata. Kala kacamata dan lensa kontak dinilai tak lagi praktis, teknologi laser-assisted in situ keratomileusis memungkinkan seseorang mengoreksi kekurangan penglihatan tanpa prosedur bedah.
Konsultan sekaligus operator bedah katarak dan refraktif Jakarta Eye Center (JEC), Setiyo Budi Riyanto mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan prosedur lasik.
"Pasien harus memenuhi beberapa syarat yang berlaku," ujar Setiyo dalam temu media di kawasan Menteng.
Semua orang dengan gangguan refraksi, kata Setiyo, diperbolehkan menjalani prosedur lasik. Namun, pasien harus berusia minimal 18 tahun dan tak mengalami infeksi pada mata serta tidak dalam kondisi hamil atau menyusui.
"Ibu hamil dan menyusui biasanya ada perubahan hormonal yang bisa memengaruhi kornea," ujar Setiyo.
Jika syarat terpenuhi, pasien akan diminta untuk melepas soft contact lenses selama 14 hari dan hard contact lenses selama 30 hari. Hal ini dilakukan agar permukaan kornea menjadi alami.
Selanjutnya, pasien akan menjalani prosedur pra-lasik. Pada tahap ini, pasien akan menjalani pemeriksaan mulai dari kondisi kornea, retina, hingga mendeteksi jika terdapat gangguan pada mata.
"Jika kondisinya oke, hari itu juga langsung bisa prosedur lasik. Kalau belum memenuhi, harus ditunda," imbuh Setiyo.
Prosedur lasik akan mengikis kornea untuk mengkoreksi gangguan refraksi pada mata. Dengan teknologi terkini, prosedur bisa berjalan lebih cepat hingga memperkecil risiko efek samping.
Setelah prosedur dijalani, lanjut Setiyo, umumnya pasien akan mengalami rasa tak nyaman. Selama 2-3 jam, pasien akan merasa ada sesuatu yang mengganjal dan membuat mata berair.
Pasien juga diimbau untuk menjaga mata agar tak terkena air selama tiga hari. Selain itu, mata juga harus terhindar dari paparan debu secara langsung. Pasien disarankan untuk mengenakan kacamata pelindung debu saat berkegiatan di luar ruangan setelah melakoni prosedur lasik.
0 Komentar