Masterceme, Kesehatan - Vitamin C memang merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Namun, kelebihan konsumsi vitamin C bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Vitamin C merupakan vitamin larut air yang mendukung perkembangan tubuh dan membantu tubuh menyerap zat besi.
"Karena tubuh Anda tidak memproduksi dan menyimpan vitamin C, maka penting untuk memasukkan vitamin C dalam menu diet harian," ujar ahli gizi, Katherine Zeratsky, mengutip Mayo Clinic.
Orang dewasa direkomendasikan untuk mengonsumsi 65-90 miligram vitamin C per hari. Lebih dari itu, tak akan ada manfaat yang bisa didapat. Alih-alih memberikan manfaat, kelebihan konsumsi vitamin C malah menimbulkan berbagai efek samping seperti berikut.
Efek samping umum dari asupan vitamin C berlebih adalah masalah pencernaan. Mengutip Healthline, efek samping ini umumnya timbul akibat asupan vitamin C yang berasal dari suplemen makanan.
Saat asupan vitamin C berada di atas 2ribu miligram dalam sehari, seseorang bisa mengalami diare dan mual. Dalam beberapa kasus, hal ini juga mengakibatkan penyakit asam lambung.
Alih-alih membantu menyerap zat besi, konsumsi vitamin C berlebih justru dapat meningkatkan masukan zat besi ke dalam tubuh. Akibatnya, timbul kondisi hemokromatosis atau penumpukan zat besi yang bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti hati, jantung, pankreas, kelenjar tiroid, dan sistem saraf pusat.
3. Batu ginjal
Pada dasarnya, tubuh memiliki mekanisme sendiri saat terlalu banyak vitamin C yang masuk. Kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk oksalat alias produk limbah. Oksalat umumnya keluar bersama urine.
Akan tetapi, dalam beberapa kondisi, oksalat malah saling terikat dengan mineral dan membentuk kristal yang berujung batu ginjal.
Saat asupan vitamin C berlebihan, kemampuan tubuh mengolah nutrisi lain bisa terganggu. Kondisi ini bisa mengurangi kadar vitamin B12 dan tembaga dalam tubuh.
Mengutip Medical News Today, sebuah studi yang dilakukan oleh Arthritis Foundation menemukan, kelebihan vitamin C dapat meningkatkan risiko rheumatoid arthritis atau radang sendi.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar