Masterceme, Kuliner - Tradisi perayaan tahun baru di Jepang dengan memakan kue mochi berubah menjadi petaka setelah satu orang meninggal dunia. Kue mochi 'pembawa petaka' itu juga membuat 15 orang lainnya dilarikan untuk mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Korban umumnya merupakan anak-anak dan orang tua berusia lanjut. Sekitar 15 orang yang dilarikan ke rumah sakit diketahui berusia lebih dari 68 hingga 96 tahun.
Petaka akibat kue mochi sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Dari tahun ke tahun, mochi hampir selalu menelan korban jiwa karena tersedak. Tahun lalu, sekitar 12 orang dilarikan ke rumah sakit dan satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Mengutip Japan Today, salah satu kasus akibat mochi paling populer terjadi pada 2001 ketika seorang wanita menggunakan penyedot debu untuk membantu mengeluarkan moci yang tersangkut di tenggorokan ayahnya yang berusia 70 tahun.
Memakan kue mochi bersama untuk merayakan tahun baru merupakan tradisi turun temurun yang tak bisa dipisahkan dari masyarakat Jepang.
Kue yang memiliki diameter sekitar 5-8 cm itu acapkali dimasukkan langsung ke mulut dalam sekali gigitan. Ukurannya yang tidak kecil, tapi juga tidak terlalu besar membuat orang malas untuk memotongnya.
Terlebih bahan baku mochi yang terbuat dari beras ketan membuat teksturnya lengket sehingga sulit melewati kerongkongan.
Pemerintah Jepang sebelumnya sudah mengeluarkan anjuran untuk memotong mochi dalam ukuran kecil agar lebih mudah dimakan.
Pemerintah juga menyarankan untuk makan mochi dengan dikunyah secara perlahan. Setiap orang juga diminta memperhatikan anak-anak dan lansia yang mengunyah mochi. Anjuran ini berguna agar mochi tak lagi menjadi petaka saat tahun baru.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar