Masterceme, Kesehatan - Maag atau dalam istilah medis disebut sebagai gastritis disebabkan oleh peradangan pada lapisan pelindung lambung yang bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) atau bertahap (kronis).
Maag akut adalah kondisi lapisan lambung mengalami peradangan mendadak dan parah. Sementara maag kronis yakni peradangan yang dapat bertahan selama bertahun-tahun jika tidak ditangani.
Melansir Healthline, selain radang ada juga jenis maag yang bersifat erosif--meskipun maag jenis ini bukan kondisi yang umum terjadi. Maag erosif biasanya tidak ditandai dengan peradangan, tetapi dapat menyebabkan pendarahan dan borok di lapisan perut.
Seringkali penderita menyepelekan penyakit maag yang dialaminya sebab bukan dianggap sebagai penyakit yang serius. Padahal jika dibiarkan, maag atau gastritis bisa mengakibatkan anemia bahkan kanker perut. Karenanya, penting untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya agar maag tak semakin parah dan berpengaruh pada kesehatan.
Tiap orang mengalami gejala maag yang berbeda-beda, bahkan ada yang tidak merasakan gejala apa pun. Namun, gejala maag yang paling sering terjadi antara lain mual, sakit perut berulang, muntah, sering cegukan, kehilangan selera makan, muntah darah.
Bisa juga ada perasaan kenyang di perut bagian atas terutama setelah makan, perut kembung, gangguan pencernaan, rasa terbakar atau menggerogoti perut ketika makan atau malam hari.
Secara umum penyebab maag adalah rusaknya lapisan perut akibat cairan pencernaan. Seseorang akan lebih rentan kena maag atau gastritis apabila memiliki lapisan perut yang tipis atau rusak.
Infeksi bakteri gastrointestinal juga dapat menyebabkan gastritis. Infeksi bakteri paling umum yang menyebabkannya adalah Helicobacter pylori atau H pylori. Bakteri ini menginfeksi lapisan perut. Infeksi biasanya ditularkan dari orang ke orang, tetapi juga dapat ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Selain itu, kondisi dan aktivitas tertentu dapat meningkatkan risiko Anda terkena gastritis. Beberapa di antaranya adalah mengonsumsi alkohol, menggunakan kokain, merokok, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan aspirin secara rutin, bertambahnya usia karena lapisan perut menipis secara alami.
Selain itu, adapun faktor risiko lain yang mungkin saja dialami yakni stres, sakit, pascaoperasi, gangguan autoimun, gangguan pencernaan, dan infeksi virus. Bahkan mengonsumsi buah yang mengandung tinggi asam seperti jeruk atau nanas bisa memicu maag.
Jika maag dibiarkan dan tidak diobati, lama-kelamaan dapat menyebabkan anemia parah dan meningkatkan risiko kanker perut.
Jika maag disebabkan oleh konsumsi obat-obatan NSAID atau obat lain, maka Anda disarankan untuk menghindari obat-obatan tersebut. Jika gastritis disebabkan oleh bakteri H pylori secara rutin, maka harus diobati dengan antibiotik. Selain antibiotik, beberapa jenis obat lain digunakan untuk mengobati gastritis seperti omeprazole, lansoprazole, atau esomeprazole.
Hanya saja ada efek jangka panjang dari penggunaan obat-obatan ini, terutama jika digunakan dengan dosis tinggi. Risiko jangka panjangnya dapat menyebabkan peningkatan risiko patah tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan. Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan risiko gagal ginjal, demensia, dan defisiensi nutrisi.
Kendati demikian ada jenis makanan tertentu yang disarankan untuk dikurangi atau dibatasi konsumsinya oleh penderita maag karena dapat memicu perkembangan bakteri H. pylori.
Melansir Mayo Clinic, makanan tersebut antara lain, laktosa dalam susu, makanan tinggi serat dan mengandung flavonoid seperti teh, bawang-bawangan, buah beri, seledri, kangkung, brokoli, peterseli, daun thyme, kedelai beserta olahannya, kacang-kacangan, gandum.
Hindari juga makanan yang terlalu panas, pedas, dan gorengan. Selain itu, biasanya penderita maag disarankan makan porsi kecil namun sering untuk membantu meringankan efek asam lambung.
Jika Anda memutuskan untuk menyembuhkannya dengan obat, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter agar mendapatkan perawatan yang tepat dan aman. Biasanya untuk mereduksi asam pada lambung, dokter mungkin merekomendasikan obat penetral asam yang dihasilkan lambung seperti antasida dan probiotik.
Antasida dapat meredakan sakit maag dengan cepat. Namun beberapa antasida menyebabkan efek samping seperti diare atau sembelit. Sedangkan probiotik terbukti membantu mengisi kembali flora pencernaan dan menyembuhkan tukak lambung.
Maag sebenarnya dapat diobati, hanya saja tergantung tergantung pada penyebabnya. Maag akut biasanya lebih cepat sembuh dengan pengobatan. Sementara maag yang disebabkan H. pylori diobati dengan antibiotik. Apabila maag disebabkan oleh anemia, rutin mengonsumsi vitamin B12 mungkin bisa meringankan sakit yang disebabkan kurangnya produksi sel darah merah.
Itulah gejala, penyebab, dan cara mengatasi maag. Jika tidak segera diobati, maag dapat menyebabkan perdarahan lambung dan bisul. Bentuk maag atau gastritis tertentu dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker lambung, terutama pada orang dengan lapisan perut yang menipis.
Anda bisa mencoba memilih pengobatan dan perawatan yang tepat untuk meringankan sakit maag. Jika gejalanya sudah menghilang, maag pun biasanya dikatakan sembuh. Hanya saja waspadalah karena penyakit ini bisa kembali kambuh sewaktu-waktu.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar