Indonesia, Kuliner - Hari Teh Internasional diperingati saban tahun pada setiap 15 Desember. Hari ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia tentang industri teh lengkap dengan para pekerja dan petani yang ada di belakangnya.
Bagi masyarakat Indonesia, teh hampir selalu menemani setiap waktu, baik saat bersantap atau bersantai menikmati waktu luang.
Beda negara, beda pula tradisi minum teh yang berkembang. Di Inggris, misalnya, teh biasa dinikmati saat senja atau sore hari. Tradisi ini dikenal dengan istilah 'afternoon tea'. Atau, Jepang yang memiliki tata cara minum teh yang disebut 'chanoyu'.
Bagaimana dengan tradisi unik minum teh di negara lain? Berikut mengutip berbagai sumber.
1. Tibet
Tibet punya cara unik dalam menikmati teh. Orang Tibet menyebutnya dengan 'po cha'.
Teh bukan lagi diseduh, melainkan direbus selama beberapa jam layaknya masakan. Teh hitam Pemagul direbus kemudian ditambahkan susu, garam, dan butter yak. Hasilnya, po cha lebih tampak seperti kuah sup yang kental. Sajian ini sangat pas untuk dicecap di tengah udara dingin Tibet.
2. Iran
Di Iran, teh hadir dalam berbagai kesempatan, mulai dari obrolan santai hingga pertemuan serius kalangan politisi.
Sajian teh umumnya berwarna merah kecokelatan dengan rasa kuat.
Masyarakat Iran terbiasa tidak meminum teh murni. Pasalnya, teh hanya dituang hingga sepertiga gelas, untuk kemudian dicampur dengan air panas dan pemanis sesuai selera.
3. Maroko
Tradisi minum teh begitu lekat dalam kehidupan masyarakat Maroko. Mereka biasanya menikmati teh Touareg yang terdiri dari racikan daun mint dan teh hijau dilengkapi dengan gula sebagai pemberi rasa manis.
Saat ada tamu berkunjung, minum teh ibarat menonton atraksi. Tuan rumah atau umumnya kepala rumah tangga dengan terampil akan menuang teh dari teko bermoncong panjang ke gelas-gelas kecil di meja. Di Maroko, 'haram' sifatnya menolak sajian teh saat bertamu.
Perkenalan orang Selandia Baru pada teh berawal dari kedatangan misionaris Inggris. Tak ayal, teh pun kian menjamur. Keberadaannya bahkan menggeser jenis minuman lain di sana. Sejak abad ke-19, tren garden tea pun populer sebagai sarana berkumpul kaum sosialita.
Selandia Baru mengadopsi tradisi afternoon tea ala Inggris dengan sedikit perubahan. High tea ceremony adalah namanya. Sesuai namanya, acara minum teh pun dibalut dekorasi elegan serta kudapan menggoda selera.
5. Pakistan
Pakistan mengenal minuman noon chai, yang selalu jadi jamuan untuk tamu yang berkunjung. Minuman teh berwarna merah muda cantik ini terbuat dari campuran kacang pistachio, almond, garam, susu, dan rempah seperti kembang lawang, kayu manis, dan cardamon. Sedikit campuran baking soda membuat minuman berwarna merah muda.
Noon chai umumnya disajikan bersama kudapan khas Pakistan seperti kandir tchot, bakarkhani, dan kulcha.
6. Rusia
Pada masa sulit, tradisi menyeduh teh berkembang di Rusia. Adalah zakarva, kebiasaan orang Rusia menyeduh teh pada wadah berbahan metal yang disebut samovar.
Masyarakat Rusia umumnya hanya menuang teh hingga seruas jari untuk kemudian ditambah air panas. Hal itu dilakukan untuk menjinakkan rasa pahit dan pekat dari teh.
7. Thailand
Teh di Thailand biasa disajikan dingin. Es teh ala Thailand bahkan kesohor hingga Indonesia dengan sebutan Thai Tea.
Teh diseduh dan disaring dengan sejenis kain. Campurannya terbilang unik dengan memadukan air jeruk, licorice, biji asam, bunga lawang, serta bahan-bahan lain sehingga menghasilkan rasa yang khas. Terakhir, es teh dibubuhi susu kental manis.
Es teh pun disajikan dengan gelas tinggi. Terkadang, bartender mengocok campuran teh hingga menciptakan buah pada permukaan minuman.
8. Argentina
Di Argentina dan sekitar Amerika Latin, orang mengenal 'yerba mate' atau teh herbal. Minuman ini disebut sebagai 'minuman para dewa'.
Teh disiapkan dalam wadah mirip vas dan diminum dengan sedotan khusus bernama bombilla. Wadah semacam ini bisa membuat teh tetap hangat dalam waktu lama.
9. Hongkong
Hongkong mengenal istilah 'pantyhouse tea'. Istilah ini agak mirip dengan pembuatan kopi ala Aceh.
Si peracik biasanya akan menggunakan semacam sarung berukuran kecil untuk menuang teh dan susu. Gerakan menuang dilakukan berkali-kali hingga memakan waktu sekitar 10-20 menit.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar