Indonesia, Kesehatan - Angka kasus hepatitis A di Depok, Jawa Barat, mulai menunjukkan penurunan pada Desember 2019. Hal ini menjadi titik terang untuk pencabutan status KLB (kejadian luar biasa) hepatitis A di Depok.
"Status KLB [ditentukan pada] 20 November 2019 sampai 20 Januari 2020. Status bisa dicabut jika dari kasus terakhir lalu dua minggu setelahnya tidak ditemukan lagi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, saat temu media di RS Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (19/12).
Pada Desember 2019, tercatat hanya ada 2 kasus hepatitis A di Depok. Angka ini menurun drastis dari November saat status KLB ditetapkan. Hingga kini total tercatat ada 306 kasus hepatitis A yang terjadi di Depok.
Jumlah yang terbilang besar ini membuat Pemerintah Kota Depok menetapkan kasus hepatitis A sebagai KLB. Kasus hepatitis A merebak pada siswa dan pegawai di SMP Negeri 20 Depok pada November-Desember 2019.
Wabah ini disebabkan oleh kelalaian masyarakat saat mengelola dan menyiapkan makanan. Hal itu membuat makanan tercemar virus penyebab hepatitis A, karena penderita tidak cuci tangan sebelum memasak.
Tak hanya di Depok, sejumlah daerah lain pun dilaporkan terjangkiti wabah hepatitis A. Kemenkes melalui Surat Edaran Dirjen P2P pada kadinkes provinsi dan kabupaten/kota menyatakan telah terjadi peningkatan kasus hepatitis A sejak April 2019.
Peningkatan terjadi di 8 provinsi yang tersebar di 11 kabupaten/kota dengan total 2.447 kasus. Delapan provinsi yang terjangkit di antaranya Sulawesi Utara (50 kasus), Jawa Timur (1.641), Sumatra Ytara (25), Banten (63), Jawa Barat (468), Kalimantan Selatan (62), DKI Jakarta (30), dan Sumatra Selatan (108).
Jumlah ini mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Dari 126 kasus pada 2016, 218 kasus pada 2017, menjadi 568 kasus pada 2018.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar