Masterceme, Kesehatan - Juru Bicara Pemerintah untuk kasus corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengumumkan tambahan pasien positif terinfeksi berdasarkan hasil pelacakan atau tracing. Di antaranya terdapat dua bayi usia tiga tahun ke bawah (batita) yang positif corona.
Sebelumnya ramai diberitakan bahwa kecil kemungkinan (bukannya tak bisa) anak-anak bisa terkena Covid-19, namun tetap saja ada kemungkinan kecil hal tersebut bisa terjadi.
Di China sendiri dari 44 ribu kasus yang dikonfirmasi ada kurang dari 1 persen anak berusia 9 tahun atau lebih kecil yang terinfeksi corona. Namun mengutip Science Alert tak ada kematian yang dilaporkan pada kelompok usia ini.
"Tak ada yang paham mengapa hal ini bisa terjadi," kata Robert Murphy, executive director dari Institute for Global Health di Feinberg School of Medicine at Northwestern University dikutip dari US News.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan virus corona pada anak memiliki penularan yang kecil sehingga orang tua tak perlu khawatir berlebihan.
"Pada anak-anak angka penularan lebih rendah dan keparahan penyakitnya lebih ringan," terang perwakilan IDAI dokter spesialis anak Darmawan Budi S dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/3).
Darmawan menjelaskan, virus corona yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan berbeda dengan gangguan pernapasan lain yang terjadi pada anak. Biasanya, anak-anak yang masih memiliki kekebalan tubuh yang rendah akan lebih mudah tertular, menularkan penyakit, dan memiliki gejala yang parah.
Namun apa gejala yang timbul pada anak-anak ketika mereka terinfeksi virus corona?
Dokter-dokter di China melaporkan anak-anak yang terinfeksi virus corona sering mengalami batuk, hidung tersumbat, pilek, diare, dan sakit kepala. Kurang dari setengah anak-anak yang terinfeksi mengalami demam. Namun banyak juga yang tidak memiliki gejala.
Baca Juga : Jambu Biji Memiliki Keampuhan Untuk Obati DBD
Mayoritas anak-anak dan remaja dengan COVID-19 di Cina mengalami infeksi ringan dan pulih dalam satu hingga dua minggu. Bahkan bayi, yang secara tradisional lebih rentan terhadap infeksi pernafasan yang parah, memiliki infeksi yang relatif ringan.
Christopher Blyth, Dokter Anak, Dokter Penyakit Menular dan Ahli Mikrobiologi Klinik, University of Western Australia mengungkapkan bahwa sebagian besar anak-anak dengan COVID-19 memiliki dengan gejala pernapasan dan atau batuk, yang tidak dapat dibedakan dari virus umum lainnya termasuk influenza dan rhinovirus. Namun sejauh ini, semua anak dengan COVID-19 yang dikonfirmasi telah memiliki anggota keluarga atau kontak dekat dengan infeksi yang dikonfirmasi.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar