Masterceme, Tren - Ketika lockdown, karantina, dan PSBB virus corona masih terus berlanjut tanpa tahu kapan berakhir, banyak orang mulai cemas soal penampilan mereka. Salah satu kecemasan yang terjadi adalah soal rambut yang terus memanjang dan tak teratur.
Hal ini membuat gerakan buzz cut. Laki-laki dan perempuan, bahkan selebriti berusaha mencukur dan memotong rambut mereka sendiri memakai pisau cukur elektrik. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Banyak orang yang memesan pisau cukur elektrik atau clipper secara online dan mencukur rambutnya sendiri.
Dengan pisau cukur ini, pria-pria lebih memilih untuk mencukur habis rambut mereka dan menjadi botak.
Ini bukan lagi soal tampilan berani atau demi kenyamanan semata. Potongan rambut ini dimaksudkan untuk menjaga rambut dan pertumbuhannya tetap terkendali sementara salon atau tukang cukur masih tutup.
Gaya buzz cut bukan hal yang baru. Gaya rambut ini mirip dengan gaya militer. Selain itu gaya ini juga menjadi simbol estetika para pemberontak.
buzz cut ini dikembangkan dengan munculnya gunting manual dan alat cukur listrik. Awalnya gaya sebagian besar dipakai oleh anak laki-laki. Di negara-negara seperti AS, Rusia, Inggris dan Cina, gaya ini juga umum di antara rekrutan militer yang baru memulai pelatihan - maka nama lainnya, "gaya induksi," yang masih digunakan sampai sekarang. Alasannya cukup jelas: gaya itu bersih dan mudah dirawat, mencegah penyebaran kutu dan, di ketentaraan, membantu menciptakan rasa keseragaman.
Dalam minimalisnya yang sederhana, potongan rambut itu menandakan maskulinitas yang sederhana, terstandarisasi, awet muda - atau begitulah sampai tahun 1960-an, ketika Perang Vietnam mengubah banyak hal secara dramatis. Di tahun 60-an semuanya berakhir digantikan dengan rambut panjang dengan tekstur, gimbal, kepang dan lainnya. Kemudian, pada pertengahan 1970-an, punk mulai memegang kendali. DI masa ini, buzz cut kembali hadir.
Buzz cut yang saat itu sebut sebagai butch, crew cuts, atau flattops menjadi populer kembali di 1980-an. Bukan hanya karena punk tapi juga karena banyak perempuan yang ikut mengadaptasi hal ini. Ini merupakan tampilan sebagai norma gender dan ide kecantikan heteronormatif. Ikon perempuan buzz cut yang paling terkenal adalah Sinead O'Connor yang diduga mencukur rambutnya karena melawan para eksekutif yang menginginkan rambutnya panjang. Annie Lenox yang pernah tampil dengan rambut oranyenya kemudian memangkas habis rambutnya.
"Penampilan hanyalah sementara dan saya ingin menjadi sekuat pria," katanya kepada Interview.
Supermodel Pat Evans dengan bangga memakai rambutnya yang dipotong pendek untuk menentang tekanan sektor mode pada model-model hitam agar sesuai dengan konsep kecantikan kulit putih - yaitu rambut lurus. Pada 1990-an dan awal hingga pertengahan 2000-an, pemotongan buzz perempuan terus dipakai sebagai tanda pemberdayaan.
Kini, buzz cut atau gaya rambut cepak kembali populer karena pandemi. Berani mencoba?
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar