Indonesia, Kesehatan - Media sosial, aplikasi pesan singkat hingga grup chat memang membuat pertukaran informasi menjadi kian mudah dan cepat. Namun, di samping kemudahan komunikasi yang ditawarkan, teknologi juga membuat pesan hoaks begitu mudah tersebar.
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sepanjang Agustus 2018 hingga Februari 2019 informasi hoaks soal kesehatan menjadi yang paling tinggi setelah informasi hoaks tentang politik.
Padahal, berita bohong tentang kesehatan tak hanya sekadar memengaruhi pandangan seseorang, namun juga bisa berdampak pada kesehatan orang tersebut bila ia mengikuti saran kesehatan yang keliru atau tidak terbukti kebenarannya.
Agar tak termakan dengan berita hoaks tentang kesehatan yang ada di dunia maya, berikut adalah 4 cara yang bisa Anda lakukan:
Ketika mendapat informasi dari grup chat baiknya jangan mudah untuk percaya begitu saja. Tak sedikit berita hoax yang turut menyertakan bukti palsu yang cukup meyakinkan, mulai dari data statistik, testimoni, hingga kutipan jurnal.
2. Pastikan sumber kredibel
Informasi kesehatan sebaiknya didasari oleh sumber yang kredibel, maka dari itu langkah selanjutnya yang baiknya segera dilakukan ialah mencari referensi yang bisa menguatkan informasi tersebut.
"Tanya sama yang nyebarin, dia dapat informasi dari mana? Dan cari tahu apakah sumber informasi itu terpercaya," kata dokter umum Iman Teguh Badaruzzaman ketika ditemui di acara Halodoc #TanyaDokterAsli, Kamis (14/11).
3. Bukti lain
Semakin terpercaya sebuah informasi, maka harusnya semakin banyak pula jurnal medis dan penelitian yang melatarbelakangi klaim tersebut. Jika berita itu memaparkan sesuatu yang baru dalam dunia medis, sebaiknya Anda mencari sejumlah bukti lain sebelum mempercayainya atau bahkan mengikutinya.
Bertanya langsung pada dokter adalah langkah paling tepat untuk menanyakan seputar informasi kesehatan. Kini, sudah banyak aplikasi yang menyediakan ruang gratis untuk berkonsultasi.
Menurut Iman, sudah tugas dokter untuk mengedukasi masyarakat agar terhindar dari berita hoaks tentang kesehatan. Para dokter perlu lebih aktif dalam menanggapi informasi-informasi yang keliru.
"Banyak pasien yang datang dengan membawa segudang informasi yang sudah dia baca. Kita diskusi, saya kasih tahu gimana yang benarnya. Nanti akhirnya akan mengerti," katanya.
Bila tak yakin betul tentang kebenaran informasi yang didapat melalui grup chat, baiknya tak ikut menyebarkan. Sebab, bila informasi kesehatan itu ternyata keliru dan berisiko timbulkan masalah kesehatan, maka kita sebagai penyebar juga ikut menjadi 'dalangnya'.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar