Indonesia, Wisata - HorroJakarta dengan hiruk pikuk dan segudang cerita di dalamnya membuka banyak peluang bisnis untuk menghasilkan pundi-pundi rejeki. Tak terkecuali lewat ide jalan-jalan malam untuk mencari tahu sisi lain dari sebuah tempat yang dianggap mistis oleh masyarakat.
Seperti yang dilakukan dua orang sahabat, Ferly Firdausi dan Ananda Satria dari sebuah agensi wisata bernama Biang Overlander yang menjadi penggagas Jakarta Mystical Tour (JMT).
Keinginan membuat sesuatu program jalan-jalan baru, memunculkan ide keduanya menggarap sebuah tur untuk mengungkap sejumlah legenda urban yang ada di tengah kota Jakarta.
"Sebenarnya ide awalnya adalah membuat sesuatu yang berbeda dari tur-tur yang dibuat di sekitar Jakarta. Kemudian, ada urban legend dan kisah tertentu yang mau kami angkat bukan sisi mistisnya, tapi justru sisi sejarahnya. Buat kami, dunia lain itu ada, tapi kami mau orang lain tahu bahwa di tempat yang dianggap mistis itu ada cerita tentang sejarah dan budayanya juga," kata Ananda kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Unsur mistis dalam Jakarta Mystical Tour dianggap Ferly hanya sebagai trik untuk menarik perhatian masyarakat.
Terbukti, antusiasme masyarakat dinilai sangat tinggi untuk program yang kali pertama yang digelar tersebut.
Dari awalnya terbatas untuk 12 orang peserta, animo masyarakat terhadap JMT ternyata mencapai angka 160 peserta.
Panitia pun terpaksa membagi perjalanan menjadi tiga kloter yang masing-masing kloternya diisi sekitar 50 orang dengan berbagai pertimbangannya.
Ada 10 destinasi yang menjadi turban peserta JMT. Semua destinasi memiliki cerita masing-masing.
Mulai dari Terowongan Kasablanka, Taman Langsat, Rumah Kentang Prapanca, Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Rel Kereta Bintaro, Museum Taman Prasasti, Toko Merah, Museum Fatahillah, Jembatan Ancol dan Menara Saidah.
"Tempat-tempat yang kita datangi itu memang sudah menjadi urban legend di masyarakat, terutama karena cerita mistisnya. Tapi tujuan utama kami melalui Jakarta Mystical Tour ini adalah tentang sosial, budaya. Bagaimana mengembalikan sejarah, cerita di tempat-tempat yang ada mitos horornya. Jadi horornya itu cuma gimmick. Kami mau orang melihat tempat yang dibilang angker itu dari sisi sejarahnya," ujar Ananda.
"Dulu pernah ada yang buat di Semarang, namanya Semarangker. Itu memang sengaja untuk mencari hantu. Tapi kami intinya mau jualan tentang sosial budaya tapi melalui Jakarta Mystical Tour," lanjut Ferly menambahkan.
Dari sisi bisnis JMT dinilai tidak terlalu menguntungkan jika dibanding dengan kegiatan tur yang bisa dibuat Ferly dan Ananada di Biang Overlander. Namun, keduanya tak menyangka untuk kegiatan yang baru pertama kali dibuat seperti ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat.
Harga Rp350 ribu per orang untuk bisa ikut dalam trip ini pun dianggap sesuai dengan fasilitas yang didapat selama mengikuti perjalanan selama sekitar delapan jam itu.
Bahkan, keduanya mengaku sudah mendapatkan permintaan dari beberapa kelompok yang minta diatur untuk melakukan perjalanan JMT secara privat.
Tak hanya itu, agensi-agensi kecil juga disebut Ferly mulai berdatangan untuk menjadi sub agensi atau perantara JMT.
Termasuk pihak lain yang diketahui bakal membuat trip serupa dengan harga yang lebih murah dari yang ditawarkan JMT.
"Mungkin banyak yang berpikir kegiatan ini hanya untuk memuaskan rasa penasaran terkait cerita-cerita horor saja. Tapi pada kenyataannya tidak ada unsur horor yang berlebihan dalam perjalanan. Kami di sini menjaga mutu dari perjalanan yang kami buat, terutama soal perizinan yang legal. Jadi tidak asal main terobos," tegas Ferly.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar