Indonesia - Keluarga adalah harta paling berharga. Tingkat keintiman keluarga berpengaruh terhadap banyak hal pada seseorang, termasuk kondisi kesehatan secara fisik.
Studi teranyar menemukan, mereka yang hidup di tengah kondisi ketegangan keluarga lebih mungkin mengidap penyakit kronis daripada mereka yang hidup bahagia bersama keluarga.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology pada Kamis (7/11) ini menganalisis 3 ribu data peserta selama 19 tahun, sejak 1995 hingga 2014. Rata-rata peserta berusia 45 tahun saat pengambilan data pertama diambil.
peneliti memberikan sejumlah kuesioner yang dapat menggambarkan kondisi keluarga peserta. Jawaban kuesioner dikomparasikan dengan sejumlah penyakit yang diidap peserta, mulai stroke hingga sakit kepala biasa.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa ketegangan yang terjadi berdampak pada penurunan kondisi kesehatan anggota keluarga.
Kondisi Keintiman Pasangan Tak Berpengaruh
Namun, anehnya studi tidak menemukan penurunan kondisi kesehatan yang diakibatkan oleh ketidakintiman pasangan suami istri.
Peneliti utama studi, Sarah Woods, terkejut dengan hasil yang didapatkan, bahwa ketidakintiman pasangan tak berpengaruh terhadap kesehatan.
Sebelumnya, Woods dan rekan-rekannya berharap menemukan dampak kesehatan yang diakibatkan antara kondisi hubungan antar-anggota keluarga dan pasangan suami istri.
Woods menduga hal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan konsep pernikahan dan pola perceraian di masa kini.
"Orang dewasa mungkin saja menikah lebih dari satu kali. Namun, keluarga tetap menjadi yang selamanya," ujar Woods.
Faktanya, mayoritas peserta dalam studi memiliki lebih dari satu saudara kandung. Interaksi negatif yang terbangun antar-saudara kandung dengan cepat menimbulkan stres dan akan terus berdampak pada seseorang seiring bertambahnya usia.
"Secara emosional, hubungan keluarga itu kuat. Mereka [anggota keluarga] adalah orang-orang yang akan terus terkoneksi dengan Anda," ujar Woods.
Untuk menguji kebenaran dan kaitannya secara lebih mendetail, penelitian lebih lanjut harus dilakukan. Studi ini hanya menjadi pengingat bahwa disfungsi keluarga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar