Masterceme, Gaya Hidup - Umat Islam di seluruh dunia bakal menjalani ibadah puasa dimulai pada bulan ini. Di Indonesia, umat muslim akan berpuasa Ramadan sejak Jumat (24/4) hingga sebulan ke depan.
Selama sekitar 10-13 jam perut sama sekali tidak diisi makanan atau minuman. Secara praktis, sebagian orang mungkin menganggap puasa Ramadan bisa sekaligus jadi program menurunkan berat badan.
Akan tetapi, kenyataannya justru berat badan naik saat puasa. Puasanya sama sekali tidak keliru, tapi asupan, jumlah dan kondisi tubuh saat puasalah yang perlu Anda cek lagi.
1. Asupan tinggi kandungan gula
Buka puasa memang paling tepat mengonsumsi asupan makanan atau minuman yang mengandung gula. Namun pilihan gula kadang tak tepat. Semisal teh manis dipadu gorengan atau kolak kemudian biji salak. Ini baru takjil, belum setelah salat tarawih dilanjutkan dengan makan malam dan hidangan penutup.
Saat gula masuk, tubuh mengeluarkan insulin. Hormon satu ini mengakibatkan penimbunan lemak. Semakin tinggi gula atau karbohidrat yang dikonsumsi, semakin tinggi pula kadar insulin dan lemak yang ditimbun. Ini yang membuat berat badan naik saat puasa.
Sebaiknya kontrol konsumsi gula dan karbohidrat. Terlebih buat Anda yang menargetkan penurunan berat badan, tampaknya hidangan penutup musti dilewatkan untuk sementara dan diganti dengan buah-buahan.
2. Porsi besar
Makan sahur, sebelum matahari terbit, membuat orang kadang makan seadanya, bahkan ada pula yang terlambat bangun sehingga melewatkan sahur. Kebalikannya saat berbuka. Orang cenderung makan dengan porsi besar.
Selain porsi besar, menu makanan tradisional cenderung mengandung kalori tinggi. Tak heran berat badan naik saat puasa.
3. Kurang asupan prebiotik dan probiotik
Tubuh sehat dimulai dari pencernaan sehat. Mikroflora di usus bertugas membantu tubuh mencerna makanan dan melindungi dari bakteri, jamur dan virus berbahaya. Mikroflora usus rupanya berpengaruh pada kenaikan berat badan.
Melansir dari Ummah Wide, sebuah studi menunjukkan tikus dengan mikroflora usus tidak seimbang jadi obesitas saat diberi makan sama dengan tikus dengan mikroflora seimbang dan sehat.
Agar berat badan tidak naik selama puasa, beri tubuh asupan yang sehat buat usus seperti sayuran segar, rempah, makanan dengan probiotik (yogurt, kefir, kimchi, atau kombucha), bawang putih, bawang bombai, minyak kelapa dan kaldu tulang.
4. Kurang gerak
Apa yang masuk sebaiknya diimbangi dengan apa yang keluar. Tubuh musti tetap bergerak meski jam makan Anda bergeser selama bulan Ramadan.
Minimal tambahkan gerak tubuh dalam aktivitas sehari-hari. Menyapu lantai sebelum mulai work from home, menggunakan botol air minum kecil sehingga memaksa Anda bergerak ke dapur untuk isi ulang, juga peregangan di sela duduk selama 1-2 jam.
5. Stres
Stres mengakibatkan tubuh melepas hormon kortisol. Kortisol memberi tahu tubuh untuk mengisi kembali energi bahkan ketika Anda sebenarnya belum banyak menghabiskan atau membakar kalori. Kortisol bakal terus terpompa saat stres berlanjut.
Stres membuat orang cenderung mencari makanan manis, asin dan tinggi lemak. Ketiganya memicu otak untuk melepas zat kimia otak yang menurunkan ketegangan. Sensasi ini 'nagih' dan tiap kali stres, ketiga jenis makanan bakal jadi rujukan secara otomatis.
Sebaiknya kelola stres dengan meditasi, olahraga atau melakukan hobi. Hal-hal ini secara alami akan menurunkan kadar stres.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar