Masterceme, Kesehatan - Belum lama ini, Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan panduan untuk layanan kesehatan tentang terapi plasma darah. Meski panduan sudah dirilis, tapi terapi ini belum resmi diterima sebagai salah satu metode pengobatan infeksi virus corona (Covid-19).
Terapi ini menggunakan bagian plasma darah penyintas.
Mengutip Wired, dalam kondisi terinfeksi virus corona, sistem imun tubuh akan mulai memproduksi antibodi, khususnya sel pelindung yang mengenali dan melawan virus corona. Saat pasien dinyatakan sembuh, antibodi ini akan tersimpan dengan sendirinya dalam darah.
Ada harapan bahwa transfusi antibodi ini dapat membantu mereka yang masih berstatus positif aktif Covid-19. Antibodi dalam plasma darah bekerja dengan membantu menetralisir virus yang ada di dalam tubuh pengidap yang terinfeksi.
Strategi ini sebenarnya merupakan 'daur ulang' dari strategi sebelumnya. Sebelum ini, para ahli menggunakan cara tersebut untuk membantu mengobati pasien campak sebelum ditemukannya vaksin. Terapi plasma darah juga sempat diterapkan saat wabah Ebola, SARS, MERS, serta pandemi flu.
Namun, hingga saat ini belum ada bukti pasti yang menyebutkan bahwa terapi plasma darah ampuh untuk menangani pasien Covid-19.
Tak hanya itu, terapi plasma darah juga memberikan beberapa keuntungan bagi penanganan Covid-19. Pertama, plasma darah bisa tersedia dari semua donor. Transfusi juga bisa dilakukan langsung 36 jam setelah plasma dikumpulkan.
Meski demikian, pengujian efektivitas terapi plasma darah masih terus berlangsung dan belum diketahui pasti hasilnya. Beberapa syarat mengenai pasien yang layak mendapatkan terapi serta dosis penggunaan juga belum ditentukan secara resmi.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar