Satu boba Dan Kopi Terakhir Di Saat Pandemi COVID-19

Masterceme,Kuliner - Warga Singapura masih belum bisa move on dari bubble tea alias boba. Mereka 'berebut' untuk mendapatkan satu boba terakhir di Singapura.

Antrean panjang dan daftar pesanan yang kunjung selesai untuk dipenuhi staff gerai. Ketegangan pun memuncak antara pengendara pengiriman dan staf gerai.

Warga Singapura masih belum bisa move on dari bubble tea alias boba. Mereka 'berebut' untuk mendapatkan satu boba terakhir di Singapura

Argumen antara keduanya pun sempat pecah, salah satunya di putlet Waterway Point di Playmade. Dalam video yang tersebar di media sosial, driver pegantaran terlihat meneriaki karyawan. Namun akhirnya pria itu harus ditahan karena dianggap menganggu ketenangan publik.

Dalam unggahan media sosial lainnya, mengutip Asia One, gerai boba tersebut mengalami tekanan besar karena permintaan yang melonjak drastis. Di hari itu, mereka menerima 150 pesanan berbeda, dengan jumlah rata-rata 600 gelas dalam satu jam terakhir tutup gerai.

Sementara itu, pegawai gerai boba lain di Liho Century Square sempat menangis karena kelelehan. Salah seorang kurir pengantar Adam Shah, hanya ada dua orang di belakang meja kasir sedangkan di luarnya ada sekitar 30 pengantar yang menunggu untuk mengambil pesanan pelanggan mereka.

Shah sempat mendengar pegawai itu mengatakan kalau dia sudah sangat lelah dan menangis, dia menjelaskan situasi tersebut kepada pelanggannya. Tapi beberapa orang mengatakan kalau pelanggan mereka tak mau membatalkan pesanan mereka.

Dalam foto dan video yang beredar di media sosial, banyak juga yang mengunggah foto banyaknya tanda terima pesanan yang terbentang di meja dan juga di kedua tangan staff.

 Daftar Sekarang

"Staf masih bekerja sekarang dan tidak bisa menyudahinya. Ibuku juga jadi pengantar pesanan. Dia masih belum pulang. Sudah hampir jam 00.00," tulis Selicia Xue salah seorang pengguna Facebook yang mengunggah video boba.

"Biarkan pengantar pesanan Anda pulang, dan biarkan staf bubble tea juga pulang."

Hal ini terjadi setelah adanya pengumuman pemerintah pada 21 April bahwa semua gerai makanan dan minuman yang berdiri sendiri, seperti toko teh bubble, akan ditutup hingga 4 Mei, banyak warga Singapura mengeluarkan ponsel mereka untuk memesan "satu teh bubble terakhir."

Kopi terakhir

Satu boba Dan Kopi Terakhir Di Saat Pandemi COVID-19

Hal yang sama juga terjadi di Jepang. Namun bukan soal boba melainkan soal kopi. Starbucks adalah gerai kopi besar di Jepang dan memiliki 1200 cabang lebih.


Seiring dengan keadaan darurat yang dinyatakan oleh pemerintah pusat Jepang, Starbucks Jepang menutup 850 toko mereka.

Dan pada hari sebelum penutupan (8 April) pelanggan terbukti putus asa untuk merasakan rasa terakhir Starbucks ketika mereka antre di luar sejumlah lokasi sebelum mereka bahkan membuka. Mengutip Sora News 24, Sayangnya, video yang beredar menunjukkan bahwa para pengantre kopi itu tak memperhatikan jarak sosial.

"Saya mengerti bahwa jika sebuah toko akan ditutup, orang tiba-tiba ingin pergi ke sana, tetapi ayolah - mereka harus memahami keseriusan situasi saat ini," tulis salah satu komentar online. 

Sumber : CNNINDONESIA

 Daftar Sekarang

Posting Komentar

0 Komentar

Infomasi Penting : SITUS REKOMENDASI DARI KAMI SAAT INI ADALAH JPOKER99.COM dan JBANDAR.COM, MIN DEPO RENDAH WINRATE MANTAP, SILAKAN DI GAS BOSKU