Indonesia, Kuliner - China kini tengah krisis daging babi. Beberapa kota di China bahkan sudah mulai mengonsumsi daging babi cadangan yang sebagian besar berupa daging beku dengan harga tinggi. Padahal, konsumsi daging babi di Negeri Tirai Bambu ini penting dalam budaya China.
Empat provinsi di China yang dihuni 130 juta orang dilaporkan telah kekurangan stok daging babi. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan mengingat akhir pekan ini China bakal merayakan hari libur terbesar kedua pada tahun ini.
Para ahli berpendapat, krisis daging babi di China bakal berlangsung lama. Pasalnya, pasar daging babi terbesar di dunia terkena wabah demam babi Afrika (African swine fever).
Wabah ini membuat lebih dari 100 juta babi mati pada tahun lalu. Alhasil, pasokan daging babi yang menurun membuat harga melonjak hingga 50 persen.
Untuk menstabilkan harga daging babi yang melonjak karena krisis ini, China menyiapkan daging babi cadangan berupa daging beku. Cadangan babi hidup juga bakal diberikan kepada peternak.
China tidak mempublikasikan jumlah daging babi cadangan yang sudah dipersiapkan. Namun, analis dari Wanlian Securities Chen Wen memperkirakan bahwa pasokan daging babi itu mencapai ratusan ribu metrik ton.
Seorang juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan pada Kamis (12/9) bahwa pemerintah akan meluncurkan daging beku pada saat yang tepat untuk memastikan pasokan yang stabil selama liburan.
Masyarakat China kini juga didorong untuk mengonsumsi daging babi lebih sedikit. Daging babi sangat tinggi akan lemak dan kolesterol sehingga dapat menambah berat badan dan meningkatkan risiko berbagai penyakit.
0 Komentar