Indonesia, Tren - Sebuah label kacamata kini menawarkan kacamata hitam atau sunglass dengan aroma kopi. Aroma kopi bakal tercium sesaat Anda mengenakan kacamata hitam berlabel OCHIS dari Ukraina.
Label kacamata ini merupakan label ramah lingkungan yang sebelumnya juga sempat bereksperimen dengan bahan-bahan alami seperti mint, peterseli, dan kapulaga. Namun sayangnya, bahan-bahan tadi tak cocok sebagai bahan pembuat kacamata.
Usai melakukan banyak percobaan, limbah kopi dinilai menjadi bahan yang paling cocok untuk membuat kacamata hitam.
"Pertama, kopi memiliki warna hitam yang merupakan warna klasik dari kacamata hitam. Kedua, ada banyak ampas kopi di dunia. Ada jutaan ton bubuk kopi di dunia," kata CEO OCHIS Maksym Havrylenko kepada Reuters.
Untuk menemukan resep yang tepat membuat kacamata dari kopi ini, Havrylenko sampai harus membuang 300 sampel percobaan. Havrylenko membuat kacamata ini dari campuran ampas kopi dan rami yang direkatkan dengan minyak nabati.
Hasilnya, sebuah kacamata hitam modis seperti kebanyakan kacamata lain pun rampung. Bedanya terletak pada aroma yang muncul.
Semerbak aroma kopi diklaim bakal langsung tercium saat Anda memakai kacamata tersebut. Selain membawa aroma kopi yang segar, efek lainnya ialah dapat membantu Anda semakin segar karena aroma kopi yang cukup kuat
Keuntungan lain dari kacamata ramah lingkungan ini ialah bahan yang mudah 'kembali' ke alam. Kacamata ini akan menjadi pupuk setelah 10 tahun Anda membuangnya. Sehingga kacamata ini dianggap sangat ramah lingkungan ketimbang kacamata lain.
Sejumlah industri hijau juga sudah menggunakan limbah kopi untuk memproduksi furnitur, gelas, tinta cetak, dan biofuel. Tetapi Havrylenko merupakan pelopor dalam menggunakan limbah kopi sebagai bahan pembuat kacamata hitam, dengan aroma kopi yang baru diseduh.
Kacamata hitam ini bisa didapatkan dengan harga berkisar US$78-89 atau sekitar Rp1,1 juta hingga Rp1,2 juta.
Label ini berhasil menarik perhatian banyak orang dengan mendapatkan pundi-pundi di platform Kickstarter sebesar US$13 ribu atau hampir Rp185 juta, melampaui target awal.
Pelanggan terbanyak datang dari Amerika Serikat, Eropa barat, Jepang, dan Australia. Hanya 10 persen saja yang berasal dari Ukraina.
0 Komentar