Indonesia - Bagi orang zaman kiwari, rasanya tak ada yang lebih nikmat dari mengunyah si kenyal bola tapioka alias boba. Saat berada di dalam mulut, kenyalnya boba saat dikunyah bercampur cita rasa manis sedikit pahit dari teh susu dingin.
Di mana-mana ada boba. Segelas bubble tea dingin selalu hadir dalam genggaman para pemuja boba, apa pun aktivitasnya dan ke mana pun mereka melangkah.
Kisah penciptaan bubble tea terjalin di Taiwan pada sekitar 1980-an. Minuman ini berawal dari proyek eksperimen seorang pemilik kedai teh di Kota Taichung, Liu Han-chien.
Liu gemas ingin mengubah cara orang meminum teh. Rasa gemas itu mendorongnya untuk bereksperimen dengan menambahkan es ke dalam teh susu tradisional Taiwan. Apalagi, saat itu masyarakat Taiwan tengah digandrungi dengan minuman kopi dingin.
"Saya pikir ini semacam revolusi dalam sejarah teh [China]. Tak ada yang menyajikan teh dingin saat itu," ujar putrinya, Angela Liu Yen-Ling, mengutip South China Morning Post.
'Revolusi' teh itu membikin banyak orang mengernyitkan dahi. Karena eksperimennya, Liu diolok-olok. Dia juga disangka 'gila' karena mendobrak tradisi minum teh konvensional. "Tapi anak-anak muda sangat menyukainya," ujar Angela.
Seiring berjalannya waktu, pengembangan terus terjadi. Salah satunya adalah kehadiran boba si mutiara hitam dalam minuman.
Minuman boba atau bubble drink muncul tak sengaja. Gara-garanya adalah manajer pengembangan produk toko teh, Lin Hsiu Hui, yang gemar memakan fen yuan--puding yang terbuat dari tapioka.
Lin membawa fen yuan ke dalam sebuah rapat. Hanya untuk bersenang-senang, dia menuangkan bola tapioka ke dalam es teh susu dan meminumnya.
Lihat juga: Studi: Brown Sugar Milk Tea, Bubble Tea Paling 'Berbahaya'
"Semua orang di pertemuan menyukai minuman itu," kenang Lin, menukil Jaman Now. Voila! Minuman bubble tea itu muncul. Dengan cepat, minuman anyar itu laris manis di pasangan.
"Bahkan setelah 20 tahun menu itu eksis, bubble tea mencapai 80-90 persen dari penjualan kami," kata Lin.
Dari Taiwan, bubble tea dengan cepat melanglang buana ke penjuru dunia. Dimulai dari negara-negara di sekitar Asia Timur hingga meledak menjadi produk populer arus utama di Amerika Utara sekitar 2014. Termasuk juga di antaranya Indonesia, di mana para pemuja boba berkumpul di tiap sudut kota.
0 Komentar