Indonesia, Kesehatan - Tanaman endemik asal Pangandaran Rafflesia Patma kembali mekar pada Sabtu (14/9) di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Mekarnya Rafflesia ini merupakan yang keempat belas kali setelah pertama kali mekar pada 2010.
Rafflesia patma adalah spesies tumbuhan parasit yang hidupnya dalam jaringan tubuh tumbuhan inangnya, seperti anggur hutan atau tumbuhan Tetrastigma.
Peneliti Rafflesia patma di Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI Sofi Mursidawati mengatakan, bunga ini tidak akan mekar dalam waktu yang lama. Biasanya hanya bertahan hingga 3 hari kemudian layu dan mati. Waktu yang cukup singkat inilah yang harus dimanfaatkan untuk menyerbukkan bunga rafflesia.
Sayangnya saat kembali dikonfirmasi, Rafflesia patma ini ternyata telah layu hari ini.
"Hari ini (Rafflesia patma) sudah layu. Cuaca memang lebih panas dari biasanya Sehingga dari awal kelopaknya agak robek.
Namun menurut Sofi, akan ada dua Rafflesia jenis serupa yang akan mekar pada 2 hingga 3 minggu ke depan. Ia pun menambahkan, tidak akan ada perlakuan khusus pada kedua bunga untuk mencegah kembali robeknya kelopak bunga saat mekar itu juga.
"Semua tergantung kebaikan alam itu sendiri ," jelasnya.
"Kan harus dipelajari juga dengan keadaan cuaca seperti sekarang dampaknya terhadap bunga seperti apa. Kalau tidak nanti malah kehilangan kesempatan mempelajarinya. Karena peristiwa berbunga nya pun langka."
Selain karena faktor cuaca, tanaman parasit seperti Rafflesia juga dipengaruhi oleh tanaman inangnya. Apabila tanaman inang sehat, maka Rafflesia juga kemungkinan akan mekar dalam kondisi yang baik, begitu pula sebaliknya.
Kebun Raya Bogor masih menjadi kebun raya pertama di dunia yang memiliki koleksi ex-situ Rafflesia patma. Salah satu keberhasilan yang dicatat ialah Rafflesia patma koleksi H. Loudon yang berbunga pada 1852.
0 Komentar