Indonesia - Makan bersama Keluarga Dan Teman memang menyenangkan. Ada rasa kebersamaan dan kegembiraan yang membuat rasa makanan jadi jauh lebih enak.
Setiap daerah pasti punya tradisi makan bersama. Tak ketinggalan Bali juga punya. Megibung namanya.
Megibung adalah sebuah tradisi makan bersama yang biasa dilakukan oleh masyarakat Karangasem, Bali. Tradisi itu berasal dari kata Gibung yang artinya melakukan kegiatan secara bersama-sama.
Kegiatan itu dilakukan dengan menyediakan berbagai jenis makanan khas Bali dalam satu sajian sehingga mereka yang ikut berpartisipasi bisa mencicipi makanan dengan berbagi satu sama lain.
Saya beruntung mendapatkan kesempatan mencicipi hidangan tradisi Megibung di dalam resort tersebut saat jam makan siang, tepatnya di Pala Restaurant, di hotel The Apurva Kempinski Bali.
"Ini baru appetizer," begitul kata Yoshana Korompis, Marketing Manager The Apurva Kempinski Bali.
Saya pun terkejut dengan ucapannya. Bagaimana tidak, di meja bundar yang cukup besar, makanan yang disajikan sudah cukup banyak bak festival makanan. Saya kira, semua makanan ini sudah termasuk main course di dalamnya.
Sebenarnya, tradisi Megibung disediakan dengan menyajikan makanan di atas satu wadah daun pisang agar para penikmat makanan bisa saling berbagi. Namun kali ini, Pala Restaurant menyediakan menu tradisional itu di atas meja sajian yang mewah.
Untuk menu makan yang disajikan sebagai pembuka, restoran ini menyediakan kerupuk, peyek, emping, sate lilit khas Bali, suwiran ayam pedas, dan daging sapi bumbu pedas.
Menu tersebut tentu sudah bisa membuat kenyang para tamu. Namun setelah itu, pelayan akan membawakan nasi kuning, bebek betutu dan sajian ikan serta makanan laut lainnya seperti udang dan cumi berbumbu pedas.
Tentunya sambal matah dan sambal mangga muda tidak lupa disajikan sebagai pelengkap rasa makanan khas Bali. Aneka ragam makanan tersebut menjadikan kesan rempah dan bumbu yang kaya rasa melekat di lidah para tamu.
"Daging sapinya paling pedas," kata seorang tamu berkebangsaan Kanada yang ikut berbagi makanan bersama saya.
Saya pun hanya mampu menghabiskan sekitar tiga sendok nasi kuning karena sebelumnya telah mencicipi berbagai macam lauk pauk.
Setelah semua tamu merasa cukup dan mengaku tidak mampu menghabiskan semua lauk, pelayan mengangkat piring-piring kosong di atas meja.
Namun tidak berhenti di situ, pelayan masih membawakan tiga jenis makanan pencuci mulut setelahnya. Restoran ini menawarkan getuk kelapa, kue lumpur, dadar gulung dan kue talam ubi.
Cita rasa jajanan pasar nusantara
Jika ingin memuaskan cita rasa makanan Indonesia dengan makanan yang manis, Anda bisa mengunjungi Selasar Deli. Restoran ini menyediakan aneka jajanan pasar yang nikmat.
Saya memutuskan untuk menikmat asinan Jakarta, rujak buah Bogor dan Pecel Surabaya.
Tak ketinggalan, ada bakwan dan tempe mendoan yang menurut saya adalah buka yang cukup menggugah selera lidah Indonesia saya.
Selasar Deli juga menyediakan Kopi Luwak dan Bajigur sebagai minuman andalan.
"Biasanya, para tamu juga bisa mencicipi minuman signature kami yaitu berbagai jenis jamu seperti beras kencur, kunyit asam, sinom dan lain-lain," kata Direktur Marketing the Apurva Kempinski Bali Danti Yuliandri.
Kemudian saya disuguhkan hidangan utama yaitu Nasi Bunga Kecombrang. Dari tampilannya, hidangan itu cukup ramai dengan nasi berbumbu honje atau kecombrang yang dibakar dan sate daging, ayam goreng serta udang tempura.
Rasa 'smokey' pada nasi berbumbu harum yang dibakar itu menjadi rasa favorit saya. Kemudian lauk pauk juga sangat cocok disantap dengan sajian sambal hijau dan sambal mangga muda dalam sajian itu.
Tak lupa es teler kelapa juga disajikan sebagai penutup yang menyegarkan.
0 Komentar