Indonesia, Kesehatan - Berjalan-jalan menengok dan memberi makan rusa memang mengasyikkan. Namun, Anda perlu berhati-hati. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menemukan kasus tuberkulosis (TB) yang ditularkan dari rusa.
Setelah dua dekade berburu rusa, seorang pria asal Michigan didiagnosis mengidap TB. Berdasarkan laporan teranyar CDC, pria 77 tahun itu tertular oleh rusa yang terinfeksi.
pasien diduga menghirup bakteri Mycobacterium bovis yang umumnya menyebabkan tuberkulosis pada sapi. Pria tertular saat tengah mengeluarkan organ tubuh dari rusa yang terinfeksi.
Pada 15 tahun sebelumnya, dua pemburu telah lebih dahulu dilaporkan terinfeksi penyakit yang sama. Pasien yang tidak disebutkan namanya itu melakukan perburuan rusa di kawasan yang sama dengan dua pemburu sebelumnya.
Kasus ini merupakan laporan kedua penularan penyakit dari hewan atau zoonosis di AS. Sebelumnya, CDC meminta pemilik hewan jenis unggas untuk berhenti mencium dan memeluk peliharaannya. Imbauan itu dikeluarkan setelah 13 orang terinfeksi bakteri Salmonella karena gemar berciuman dengan burung peliharaan.
Jenis tuberkulosis satu ini terbilang langka. Meski telah dihilangkan dari hewan-hewan ternak komersial, namun bakteri masih ditemukan pada beberapa jenis hewan lainnya seperti banteng dan rusa.
Tuberkulosis sapi (bTB) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium bovis. Seperti halnya TB pada manusia, bTB juga memengaruhi saluran udara dan sistem pernapasan manusia.
Bakteri satu ini banyak menginfeksi seseorang melalui susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi. Penyakit ini juga bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan luka hewan. Kontak langsung umumnya terjadi saat berburu atau menyembelih hewan yang terinfeksi.
Selain itu, infeksi juga dapat terjadi pada orang yang melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi. Manusia dapat menghirup tetesan aerosol yang mengandung bakteri dari mulut hewan. Namun, penularan ini terbilang jarang terjadi.
Gejala yang ditimbulkan tak banyak berbeda dengan TBC pada umumnya. Mulai dari batuk berat, demam, penurunan berat badan, dan nyeri pada bagian dada.
Mengutip situs National Health Service (NHS), penularan bTB pada manusia dilaporkan jarang terjadi di negara-negara maju. Penyakit ini lebih banyak menyerang masyarakat di negara-negara berkembang.
Risiko penularan bTB pada manusia terbilang rendah. Kendati demikian, Anda tetap disarankan melakukan skrining TB secara rutin.
Sumber : CNNINDONESIA
0 Komentar